PELAJARAN IMAN KATOLIK GRAMATIKA

  Keanggotaan Gereja Sebagai Umat Allah
1. Golongan Hierarkis : Orang-orang yang tertahbis untuk tugas kegembalaan. Mereka bertugas untuk memimpin dan mempersatukan umat beriman sebagai tanda efektif dan nyata dari otoritas Kristus sebagai kepala umat.

  Hierarki adalah tanda nyata bahwa umat tidak dapat membentuk dan membina dirinya sendiri, tetapi bergantung pada Kristus Yesus.
  Otoritas Kristus Yesus terhadap gereja ditandai oleh hierarki.
  Tugas hierarki adalah sebagai berikut :
  Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hierarki mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk, nasihat, teladan serta kewibawaan dan kekuasaan kudus LG.art.27.
  Hierarki menjalankan tugas gerejani :Merayakan sakramen dan mewartakan sabda Allah.

2.Biarawan-biarawati: Anggota umat Allah yang mengucapkan kaul kemiskinan, ketaatan dan keperawanan

  Mereka selalu bersatu dengan Kristus Yesus serta menerima pola hidupNya secara radikal.
  Mereka menjadi tanda nyata dari hidup dalam kerajaan Allah.
  Kekhasan hidup membiara adalah menghayati ketiga kaul tersebut secara radikal.
  Harta  kekayaan, kuasa dan perkawinan adalah sesuatu yang baik dan sangat bernilai dalam hidup ini namun itu relatif dan tidak absolut serta  tidak abadi sifatnya.
  Maka dengan menghayati hidup sebagai biarawan dan biarawati memberikan tanda bahwa :
  Kekayaan, kekuasaan dan hidup perkawinan meskipun sangat bernilai, tetapi tidaklah absolut dan  tidak abadi maka tidak boleh didewakan.
  Kaul kebiaraan mengarahkan kita pada kehidupan dalam kerajaan Allah secara penuh. Kini kita adalah musafir yang sedang berjalan menuju ke rumah Bapa dalam KerajaanNya.
3.Kaum Awam : Semua orang beriman kristen yang tidak termasuk dalam golongan tertahbis dan biarawan/i.

  Mereka adalah orang-orang yang dengan pembaptisan menjadi anggota gereja dengan caranya sendiri berpartisipasi dalam Tri Tugas Yesus yakni sebagai iman, nabi dan raja.
  Dengan itu mereka menjalankan perutusan seluruh gereja dalam umat dan masyarakat sesuai dengan  profesinya masing-masing.
  Cirikhas kaum awam adalah ciri keduniaan sebab mereka mengemban tugas kerasulan dalam tata dunia baik dalam keluarga maupun di masyarakat.
  Kerasulan dalam tata dunia/kerasulan eksternal gereja ini sangat penting dan strategis untuk membangun kerajaan Allah di dunia.
  Dalam tugas ini kaum awam menghayati spiritualitasnya yakni cara seorang awam menjawab panggilan Allah dalam tugasnya sehari-hari di tengah dunia dewasa ini dengan segala persoalannya.
  Injil Yohanes 21:15-19 Yesus memberi perintah untuk menggembalaan domba-dombaNya yakni umat Allah.
  Oleh karena itu kita perlu adanya kepemimpinan dalam gereja katolik yakni hierarki atau struktur kepemimpinan.
  Tugasnya adalah menggembalakan dan mengembangkan umat Allah.
  Tuhan Yesus dalam gerejaNya telah mengadakan aneka pelayanan demi kesejahteraan seluruh umat Allah. Selanjutnya mencapai keselamatan
  Yoh 20:21 Yesus Kristus gembala kekal mendirikan gereja kudus  dengan mengutus para rasul seperti Dia diutus oleh Bapa untuk mewartakan karya keselamatan Allah.
  Para pengganti rasul yakni para uskup dikehendakiNya agar menjadi gembala gerajaNya sampai akhir zaman.
  Agar episkopat itu tetap satu dan tak terbagi Yesus mengangkat St.Petrus menjadi ketua para rasul.
  Dalam diri Petrus Yesus menatapkan  adanya asas dan keastuan iman serta persekutuan yang tetap dan kelihatan. LG  art 18.
  Perutusan Ilahi yang dipercayakan Yesus kepada para rasul akan berlangsung sampai akhir zaman Mat 28:20
  Sebab injil harus diwartakan  sampai akhir zaman sebagai pedoman kehidupan gereja.
  Maka dalam himpunan yang tersusun secara hierarkis, para rasul telah berusaha untuk mengangkat para pengganti mereka.
  Para uskup pengganti para rasul yang dipimpin oleh Sri Paus pengganti St.Petrus bertugas melayani jemaat bersama para pembatu mereka yakni imam dan diakon.
  Hierarki dalam gereja katolik
  1.Dewan para uskup dengan Paus sebagai kepalanya.
  Pada akhir masa gereja perdana sudah diterima cukup umum bahwa para uskup adalah pengganti para rasul.Itu tidak berarti bahwa hanya ada 12 orang uskup, yang digantikan adalah kalangan para rasul sebagai pemimpin gereja dan bukan para rasul secara perorangan.
  Dewan para uskup menggantikan dewan para rasul.
  Yang menjadi pemimpin gereja adalah dewan para uskup.Maka seorang menjadi uskup karena ia diterima kedalam dewan para uskup.
  Ketika Yesus memilih ke 12 rasul Ia membentuk mereka dalam sebuah kelompok atau dewan yang tetap dan mengangkat Petrus sebagai ketua dewan para rasul.
  Para rasul itu kini digantikan oleh para uskup dan ketua para rasul itu kini digantikan oleh  sri Paus.
  2. Paus
  Konsili Vatikan 2 menegaskan bahwa dewan para uskup hanyalah berwibawa bila bersatu dengan imam agung di Roma pengganti St.Petrus yakni Paus sebagai kepalanya dan selama kekuasaan primatnya terhadap semua, baik para genbala maupun kaum beriman tetap berlaku seutuhnya, sebab imam agung di Roma berdasarkan tugasnya sebagai wakil Kristus dan gembala semesta memiliki kuasa penuh,tertinggi dan universal terhadap gereja, dan kuasa itu selalu dapat dijalankannya dengan bebas Lg art 22
  3.Uskup
  LG.art 23 menegaskan bahwa masing-masing uskup menjadi asas dan dasar kelihatan bagi kesatuan dan kesatuan dalam agerejanya. Tugas pokoknya adalah mempersatukan dan mempertemukan umat dalam hal pewartaan sabda perayaan sakramen dan pelayanan/diakonia dimana dimungkinkan komunikasi iman dalam gereja dan tugas terpenting adalah pewartaan sabda Allah /injil LG.art 25.
  Bagaimana dengan Kardinal ?
  Kardinal bukan jabatan hierarkis dan tidak termasuk dalam struktur kepemimpinan gereja katolik/hierarki. Mereka adalah penasihat uatama Paus serta pembantu Paus dalam reksa harian seluruh gereja.
  Mereka membentuk satu dewan kardinal.  Jumlah  dewan kardinal yang berhak memilih Paus adalah 120 orang dan berusia di bawah 80 tahun.
  Mereka dipilih oleh Paus dengan bebas.
  Fungsi Hierarki
  Menjalankan tugas gerejani berkaitan dengan hidup iman gereja : melayani sakramen dan mengajar agama.
  Menjalankan tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman dimana mereka mempersatukan umat dalam iman dengan petunjuk,nasihat dan teladan hidup.
  Corak kepemimpinan dalam gereja Katolik
  Kepemimpinan adalah suatu panggilan khusus dimana unsur campur tangan Allah sangat dominan.
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” maka kepemimpinan dalam gereja  tidak diangkat oleh manusia berdasarkan suatu bakat.tidak seperti halnya dalam suatu masyarakat.
  Kepemimpinan bersifat mengabdi dan melayani  dalam arti semurni-murninya.Melayani bukan untuk dilayani,menjadi yang terakhir,bukan yang pertama.Mencuci kaki sesama saudara,ia adalah pelayan”Servus servorum Dei”= Hamba dari hamba-hamba Allah.
  Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan dan tidak dapat dihapus oleh manusia.
Awam Hierarki adalah Patner Kerja
Jumlah umat yang paling banyak dalam gereja katolik adalah kaum awam.
Siapa itu kaum awam ?
Menurut definisi Teologis : Awam adalah warga gereja yang tidak ditahbiskan.Itu berarti umat biasa dan kaum biarawan/ti termasuk kaum awam.
Menurut definisi Tipologis: Awam adalah warga gereja yang tidak ditahbiskan dan juga bukan kaum biarwan/ti.
Pengertian yang dipakai hingga kini berdasarkan LG 31 adalah warga gereja yang tidak menerima thabisan suci dan bukan  berstatus biarwan/ti.
  Apa peranan kaum awam ?
  Gereja memiliki kerasulan internal dan kerasulan eksternal. Kerasulan internal gereja diperani oleh jajaran hierarki meski demikian awam dituntut berpartisipasi di dalamnya. Sedangkan kerasulan eksternal atau kerasulan tata dunia lebih diperani oleh kaum awam. Harus disadari bahwa kerasulan internal itu  pada akhirnya bermuara pada kerasulan eksternal dan ini kaum awamlah yang akan melakoninya. Sebab gereja hadir untu dunia dan bukan untuk dirinya sendiri. Dunia adalah ladang yang luas untuk membangun kerajaan Allah
  Kerasulan Eksternal gereja/tata dunia
  Kaum awam bertugas mewartakan kerajaan Allah dengan mengusahakan hal-hal duniawi dan mengaturnya sesuai dengan kehendak Allah. Mereka hidup dalam dunia yakni dalam semua jabatn serta kegiatan keduniaan. Mereka dipanggil Allah agar sambil menjalankan tugasnya masing-masing mereka dibimbing oleh semangat injil untuk dapat menguduskan dunia dari dalam laksana ragi. LG 31.
  Gereja sebagai sakramen keselamatan bagi dunia maka  kaum berperan disini sebagai kaum yang diberi tugas oleh gereja untuk  menguduskan dunia lewat memberikan kesaksian hidup Yesus dan dunia adalah patner dialog yang dapat memperkaya kehidupan gereja dan imannya.Iman selain mengkomuniksikan kita dengan Tuhan tetapi juga dengan sesama dan dunia.
  Kerasulan Internal Gereja
  Tugas internal gereja adalah membangun umat agar sungguh-sungguh menjadi umat Allah. Tugas ini  pada dasarnya diserahkan pada golongan hierarki.
  Meski demikian awampun turut dilibatkan dalam tugas ini hanya semata-mata karena sakramen pembaptisan yang mewajibkan orang untuk berpartisipasi dalam Tritugas Yesus. Seperti yang tertulis berikut ini.
  Tugas Kenabian/pewartaan sabda
  Mengajar agama
  Sebagai katekis/guru agama
  Memimpin kegiatan pendalaman Kitab Suci
  Memimpin kegiatan pendalaman iman
  Tugas imamiah/menguduskan
  Memimpin doa dalam pertemuan umat
  Memimpin koor atau nyanyian dalam ibadah
  Membagi komuni sebagai prodiakon
  Menjadi misdinar/akolit/pelayan altar
  Tugas Rajawi/gerejawi/memimpin/melayani
  Menjadi anggota dewan paroki
  Menjadi ketua seksi/lingkungan/basis
  Tri muneria Christi ini kemudian dijabarkan dalam tugas-tugas gereja sebagai berikut :
  Liturgia, kerygma, koinonia, martyria dan diakonia.
  Gereja Menguduskan /Liturgia
  Gereja memiliki imamat umum  dan imamat jabatan/hierarki/sakramen imamat  berkat sakramen pembaptisan dengan cara khasnya masing-masing mengambil bagian dalam satu imamat Kristus  untuk menguduskan orang.
  Allah adalah kudus bahkan disebut mahakudus. Allah yang kudus memanggil manusia untuk menjadi kudus. Kuduslah kamu sebab Aku Tuhan Allahmu kudus. Imamat 19 : 2b
  Mereka yang dibaptis dan diurapi Roh Kudus disucikan menjadi kediaman rohani dan imamat suci untuk mempersembahkan korban rohani dan mewartakan daya kekuatanNya.
  Olehnya Gereja bertekun dalam doa, memuji Allah dan mempersembahkan diri sebagai korban yang hidup, suci dan berkenan kepada Allah.
  Gereja memiliki imamat umum dan imamat jabatan, keduanya mengambil bagian dalam imamat Kristus.
  Imamat umum melaksanakan tugas pengudusan dengan  cara : Berdoa, menyambut sakramen-sakramen, memberi kesaksian hidup,pengingkaran diri,melaksanakan cinta kasih secara aktif dan kreatif.
  Imamat jabatan  membentuk, memimpin umat, memberikan pelayanan sakramen-sakramen.
  Olehnya gereja diberi bagian dalam imamat Kristus untuk melakukan ibadat rohani demi kemuliaan Allah dan keselamatan manusia.
  Ibadat rohani adalah ibadat yang dilakukan dalam Roh oleh setian orang kristen. Dalam urapan Roh seluruh hidup umat beriman dapat dijadikan satu ibadat rohani.Persembahkan tubuhmu sebagai kurban hidup, suci dan berkenan kepada Allah. Itulah ibadat rohani yang sejati.Rom 12 : 1.
  Konstitusi Lumen Gentium menandaskan semua kegiatan mereka, doa dan usaha kerasulan hidup suami istri dan keluarga, kegiatan sehari-hari dan rekreasi jiwa raga, jika dilakukan dalam Roh, bahkan kesulitan hidup bila diderita dengan sabar, menjadi kurban rohani yang dapat diterima Allah dengan perantaraan Kristus  bdk.I Petrus 2 :5. Dalam perayaan Ekaristi, kurban ini diterima dengan persembahan Tubuh Tuhan. LG.Art.34.
  Pandangan diatas  dapat mengatasi pendapat yang memisahkan antara   hidup dan ibadat dalam umat.
  Pemahaman ini sangat membantu umat untuk mempersembahkan hidup dan mengikutsertakanya dalam  penyerahan kepada Kristus kepada Bapa di Surga.
  Terutama dalam penyerahan bersama Kristus dalam perayaan Ekaristis sebagai  puncak perayaan seluruh hidup beriman.
  Berikut ini akan kita pelajari :
  Doa dan doa resmi Gereja/Liturgi
  Perayaan sakramen-sakramen
  Perayaan sakramentali dan devosi.
  DOA
  Doa berarti berbicara dengan Tuhan secara pribadi.
  Doa juga merupakan ungkapan iman secara pribadi dan bersama-sama.
  Doa hendaknya berakar dari kehidupan nyata.
  Doa juga hendaknya  merupakan dialog yang bersifat anatara pribadi dengan tuhan dalam hidup yang nyata.
  Dalam dialog dengan Tuhan hendaknya kita lebih mendengarkan Tuhan yang berbicara, sebab Firman Tuhan akan selalu menjadi pedoman yang menyelamatkan.
  Bagi umat Kristiani dialog ini terjadi dalam dan melaui Yesus Kristus, sebab hanya Dialah satu – satunya jalan dan perantara antara manusia dan Allah.
  Perantara ini tidak mengurangi sifat dialog antar pribadi dengan Allah.
  Komunikasi ini bisa berbentuk batiniah ataupun lisan/vokal.
  Dalam doa hendaknya diungkapkan kebesaran Allah/pujian, syukur dan rasa ketergantungan manusia pada Allah/mohon.
  Fungsi Doa
  Mengkomunikasikan diri kepada Allah.
  Mempersatukan diri dengan Allah.
  Mengungkapkan  cinta, kepercayaan dan harapan kita kepada Tuhan
  Membuat diri kita melihat dimensi baru dari hidup dan karya kita sehingga menyebabkan kita melihat hidup, perjuangan dan karya kita dengan mata iman.
  Mengangkat setiap karya kita menjadi karya yang bersifat apostolik.
  Syarat dan Cara Doa yang Baik
  Syarat doa yang baik:
  Didoakan dengan hati.
  Berakar dan bertolak dari pengalaman hidup.
  Diucapkan dengan rendah hati.
  Cara berdoa yang baik :
  Berdoa secara batiniah; Mateus6 :5-6.
  Berdoa dengan cara yang sederhana dan jujur. Mateus 6 : 7.
  Doa resmi gereja disebut ibadat /liturgi.
  Dikatakan resmi karena kesatuan Kristus dan gereja dalam doa.
  Dalam liturgi terlihat karya Kristus imam agung serta TubuhNya yaitu Gereja.Olehnya liturgi merupakan kegiatan suci sekaligus menghantar umat Kristiani ke dalam persatuan pribadi dengan Kristus. SC Art.7.
  Liturgi lalu menjadi perayaan iman gereja dimana setiap orang yang ikut serta dalam perayaan iman tersebut ikut ambil bagian dalam misteri yang dirayakan terutama keterlibatan hati dalam menghayati apa yang diungkapkan dalam doa itu.   Dengan bentuknya yang resmi doa umat menjadi doa seluruh gereja sebagai mempelai Kristus, berdoa bersama Kristus,  Sang Penyelamat sekaligus tetap merupakan doa pribadi setiap anggota jemaat.
  Dalam liturgi semua yang hadir secara pribadi dapat bertemu dengan Tuhan dalam doa bersama tersebut. Maka tepat kata Mat 18 :20.
  LG Art 26 berkata Di dalam jemaat-jemaat,meskipun sering hanya kecil dan miskin, atau tinggal tersebar hiduplah Kristus, dan berkat kekuatannya terhimpunlah Gereja yang satu, kudus,katolik dan apostolik.
  SC Art 42. berkataKarena kehadiran Kristus, liturgi membuat jemaat setempat menjadi Gereja dalam arti yang penuh, sebab di dalamnya setiap orang didorong ke arah kesatuan secara pribadi dengan Kristus dan bersama-sama mereka membentuk Gereja Kristus.
  Maka setiap paroki dalam arti tertentu menghadirkan gereja semesta.
  Ibadat resmi gereja tampak dalam :
  Ibadat pagi
  Ibadat siang
  IbadatSore
  Ibadat malam dan
  Ibadat bacaan
  Sakramen Dalam Gereja
  Arti dan makna Sakramen
  1.Sakramen adalah lambang atau simbol.
  Bahasa manusia sangat terbatas untuk mengungkapkan  kesan atau makna  dari sesuatu, maka seringkali manusia menggunakan bahasa lain seperti isyarat atau simbol atau lambang. Misalnya seorang gadis di hari ulang tahunnya dihadiahkan sang pacar setangkai mawar berwarna pink.Apa maksudnya…? Dari simbol itu terlihat jelas bahwa sang pacar mencintai gadisnya yang berulang tahun itu. Warna pink bunga mawar melambangkan cinta anak remaja. Dan sigadis itu tetap mengingat pemberian sang pacar itu seumur hidupnya. Setiap kali merayakan ulang tahun.
  Dalam pemahaman yang kurang lebih sama kita perlu mengerti tetang makna sakramen dalam gereja Katolik. Sakramen dalam gereja Katolik melambangkan dan mengungkapkan karya penyelamat  Allah dan pengalaman dasariah manusia yang terselamatkan.
  2.Sakramen mengungkapkan karya Allah yang               menyelamatkan.
  Jika perhatikan sejarah keselamatan maka akan terlihat bahwa Allah yang transenden kini hadir dalam diri Yesus Krsitus. Dengan kata lain dalam pribadi Yesus Kristus orang dapat melihat dan mengenal Allah.
  Namun Yesus Kristus kini telah dimuliakan, Ia tidak kelihatan secara fisik lagi. Ia hadir secara rohani di tengah kita.
  Melalui GerejaNya Ia menjadi kelihatan maka Gereja adalah alat dan sarana penyelamatan dimana Yesus Kristus tampak untuk menyelamatkan manusia.
  Gereja disebut sebagai alat dan sarana keselamatan terlihat dalam kejadian/peristiwa, tindakan dan kata-kata yang disebut sakramen
  Sakramen adalah Tangan Kristus yang menjamah dan merangkul serta menyembuhkan kita.
  Dalam sakramen Kristus tidak kelihatan, tetapi Ia hadir dalam gereja melalui  peristiwa, tindakan serta kata-kata yang dilakukan olehnya dalam dan melalui para pelayanNya.
  3.Sakramen meningkatkan dan menjamin mutu hidup sebagai orang Kristiani.
  Harus disadari bahwa sakramen itu erat kaitannya dengan hidup kita sehari-hari.
  Kita perlu bantuan dalam hidup sehari-hari.
  Kualitas dan mutu hidup manusia semakin melemah akibat dosa yang dilakukannya maka orang tersebut membutuhkan bantuan berupa peneguhan dan kekuatan.
  Pada saat –saat seperti inilah kita akan mendengarkan bisikan Yesus “Aku tidak menghukum engkau, pulanglah padaKu dan jangan berbuat dosa lagi…….”. Kata-kata ini terngiang di telinga kita.
  Sakramen  adalah sarana kehadiran Yesus yang menantikan sikap pribadi manusia untuk  bertemu denganNya. Sikap pribadi itu adalah iman dan kehendak baik.
  Yesus tidak akan menyelamatkan orang yang memang tidak mau diselamatkan atau tidak percaya.
  APA ITU SAKRAMEN BAPTIS?
  Baptis merupakan inti serta langkah awal yang paling penting untuk menjadi seorang Kristen. Baptis merupakan sakramen. Artinya, "bahasa isyarat" dari Tuhan. Bahasa isyarat seringkali mempunyai pengaruh lebih besar daripada bahasa-bahasa lain. Sebab bahasa isyarat itu bersifat umum. Dalam sakramen, Tuhan menggunakan benda-benda biasa seperti air, roti, minyak zaitun serta tindakan tertentu untuk berbicara secara langsung kepada jiwa kita. Tidak seperti bahasa isyarat yang lain, bahasa isyarat Tuhan mempunyai kuasa untuk mengubah orang yang dijamahnya. Yang mengejutkan, bahasa isyarat dalam sakramen baptis kadang-kadang bukan hanya sekedar air, tetapi juga  menenggelamkan atau pun merendam dalam air.
  Jika kamu memasukkan suatu barang ke dalam suatu cairan, maka cairan itu akan berubah atau barang yang kamu rendam itu berubah. Misalnya saja, jika kamu merendam sehelai baju yang terkena noda ke dalam air yang telah diberi bubuk deterjen, maka bubuk itu akan menghilangkan noda baju. Kita semua dilahirkan ke dunia dengan noda: ketidakacuhan dan ketamakan. Dalam sakramen baptis kita direndam dan dibersihkan dalam Nama Yesus. Yesus membersihkan dan mengisi hidup kita. Lambat laun hidup kita akan menjadi seperti Kristus, namun tanpa kehilangan identitas pribadi kita. Lambat laun hidup kita menyatu dengan hidup-Nya. Kita menjadi bagian hidup-Nya dan Ia menjadi bagian hidup kita.  
  Jika orang yang secara resmi menyatakan tobat dan mengimani Yesus Kristus serta bertekad untuk bersama umat berpartisipasi dalam  tugas panggilan Kristus maka orang tersebut diterima menjadi anggota Tubuh Kristus atau Gereja dalam dan melalui sakramen pembaptisan.
  Dengan menerima sakramen pembaptisan orang laksana lahir secara baru dalam Gereja Kristus.
  Peristiwa kelahiran baru menjadi Putra-putri Bapa dalam Roh Kudus berarti bahwa selanjutnya ia ikut serta dalam menghayati hidup Kristus sendiri yang ditandai oleh wafat dan kebangkitanNya.
  Olehnya orang yang telah dibaptis harus bersama Kristus mati bagi dosa-dosanya supaya dalam Kristus pula ia bangkit dan hidup bagi Allah.
  Kebenaran ini diperagakan ,dirayakan dan dialmbangkan dalam peristiwa pencurahan air pada dahi sementara wakil umat/imam mengatakan “sebut nama…………….Aku mempermandikan / membaptis engkau dalam nama Bapa,Putra dan Roh Kudus”.
  Dengan penerimaan sakramen permandian orang tersebut memulai babak baru dalam hidup yang dijiwai oleh Yesus Kristus melalui RohNya maka segala pelanggaran dan dosa yang telah dilakukannya dihapus.
  Harus diingat bahwa dengan menerima sakramen baptis bukan berarti manusia tidak jatuh lagi ke dalam dosa . Dalam menjalakan kehidupan manusia sering jatuh dalam dosa maka gereja juga menyiapkan sakramen tobat untuk pemulihan relasi dengan Allah dan manusia.
  APA ITU PEMBAPTISAN DENGAN AIR, DENGAN DARAH DAN DENGAN KERINDUAN?
   Gereja Katolik mengajarkan bahwa seseorang dapat menerima Sakramen Pembaptisan dengan salah satu dari ketiga cara berikut. Yang pertama adalah DENGAN AIR. Ini adalah cara yang paling umum. Air dituangkan ke kepala seseorang, atau orang tersebut seluruhnya dibenamkan ke dalam air /Imersi. Kedua cara tersebut dapat diterima. Yang dipergunakan haruslah betul-betul air, bukan cairan yang lain.
  PEMBAPTISAN DENGAN DARAH
   Jika seseorang rindu untuk dibaptis, tetapi ia wafat sebagai martir sebelum menerima Sakramen, Gereja percaya bahwa ia telah dibaptis oleh kemartirannya.  
   
  PEMBAPTISAN KARENA KERINDUAN
   Jika seseorang rindu untuk menjadi bagian dari Yesus dan Gereja-Nya, tetapi oleh karena suatu alasan tertentu tidak dapat menerima pembaptisan. Meskipun ia meninggal tanpa pernah menerima Sakramen, kerinduannya yang mendalam untuk menerima pembaptisan telah memungkinkannya menerima buah-buah pembaptisan yang sama seperti jika ia menerima Sakramen.
  SAKRAMEN PENGUATAN
  Sakramen penguatan merupakan bagian dari sakramen pembaptisan dalam suatu rangkaian sakramen inisiasi katolik. Orang yang telah dibaptis ditandai dengan minyak krisma sebagai tanda kekuatan Roh Kudus, sebelum diutus untuk memperjuangkan cita-cita Kristus dalam Gereja dan masyarakat.
  Pertama pelayan sakramen mengolesi kening kita dengan minyak krisma, yaitu campuran minyak dan balsem harum dari pohon zaitun. Bau harum itu dimaksudkan untuk menghilangkan bau tidak enak dari minyak zaitun. Apa sebenarnya yang hendak Tuhan sampaikan melalui dua gerak isyarat itu?
  Kedua, Penumpangan tangan. Sentuhan tangan - seperti jabat tangan -  adalah isyarat penerimaan. Di masa lampau seseorang akan menumpangkan tangan ke atas kepala atau menumpangkan tangan ke atas bahu orang lain untuk menyatakan sesuatu.
  Ketika Bapa Uskup menumpangkan tangannya atasmu, Tuhan berkata kepadamu, "Aku mengasihi engkau, Aku ingin agar engkau menjadi bagian dari Keluarga-Ku, Gereja-Ku."  
  Sakramen penguatan menjadi tanda  kedewasaan maka orang yang telah menerima  sakramen krisma  ikut serta dalam tanggungjawab atas kehidupan umat Allah.
  Dengan menerima sakramen krisma orang tersebut akan memperoleh kharisma atau bakat / kemampuan dari Tuhan dan dengan kharisma tersebut orang dimampukan untuk menyadari tanggungjawabnya terhadap sesama. Dengan kata lain orang hidup bukan untuk dirinya sendiri melainkan ikut serta membina Tubuh Kristus.
   Sakramen adalah salah satu bentuk dari bahasa isyarat - gerak isyarat atau tindakan yang dilakukan Tuhan untuk berkomunikasi dengan kita. Apa saja  gerak isyarat tersebut? Ada dua gerak isyarat Tuhan dalam Sakramen Penguatan. Bapa Uskup yang melakukannya atas nama Tuhan.  Yang pertama, Ia menumpangkan tanganNya di atas kepala kita.  
  Yang kedua mengoleskan minyak krisma .Apa artinya minyak Krisma? Ketika kamu masih kanak-kanak, pernahkah ibumu menggosok dadamu dengan Vicks Vaporub ketika kamu pilek? Atau mungkin menggosok kakimu yang keseleo? Kamu akan segera merasa nyaman karena dua hal. Pertama, obat gosok itu meresap ke dalam kulitmu dan menghangatkan tubuhmu sehingga kamu merasa nyaman. Kedua, karena kamu menikmati sentuhan dari orang yang mengasihimu.
  Sama halnya dalam Sakramen Penguatan. Tuhan menyentuhmu dan menawarkan kesembuhan bagimu dari segala macam beban yang kamu pikul selama bertumbuh. Tuhan berkata kepadamu, "Aku tidak akan tinggal jauh darimu, Aku sungguh memperhatikan kamu karena kamu adalah milik pribadi yang berharga bagi-Ku."
  Kita pun perlu melakukan sentuhan fisik dengan orang-orang yang kita kasihi. Sebagian dokter menggunakan sarung tangan ketika mereka menyentuh pasien. Mungkin mereka takut pasiennya menderita kusta, AIDS, atau penyakit lainnya. Tetapi Tuhan tidak pernah berbuat begitu.
  Suatu ketika seorang penderita kusta datang kepada Yesus dan berkata, "Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." Sesungguhnya ia hendak mengatakan bahwa Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkannya dengan sentuhan-Nya. Masa itu orang banyak mengira bahwa kusta adalah penyakit menular yang sangat mengerikan, seperti AIDS sekarang.
  Sesungguhnya pertanyaan orang kusta itu adalah, "Apakah Engkau sungguh mengasihi aku sehingga Engkau mau menyembuhkan aku?" Jawab Yesus kepadanya, "Aku mau, jadilah tahir." Dalam Sakramen Penguatan Tuhan menjamahmu dengan tangan-Nya yang menyembuhkan. Yang terindah dari bahasa isyarat Tuhan adalah ia menggenapi apa yang dijanjikan-Nya. Sakramen Penguatan menjanjikan bimbingan agar kamu tumbuh serta menjadi kuat dalam hidup rohanimu dalam Gereja dan Dunia.
  SAKRAMEN TOBAT
  Selama kita hidup di dunia, kita tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa.itu berarti kita hidup dalam situasi dosa. Situasi ini telah merasuki kita dan masyarakat secara intens.
  Perjuangan setiap orang untuk tetap teguh berdiri, tidak berdosa memang tidak mudah dan terus menerus diperjuangkan. Olehnya usaha  untuk bangun lagi setelah jatuh, berbalik/ memulihkan relasi dengan  Tuhan dan sesama merupakan unsur yang hakiki dan harus selalu ada dalam hidup kita.
  Para pengikut Yesus perlu bertobat dan memperbaharui diri secara terus-menerus di hadapan Tuhan dan sesama.Tanda pertobatan di hadapan Tuhan dan sesama itu diterima dalam perayaan sakramen Tobat.
  Seseorang yang melakukan sesuatau yang bertolak belakang dengan kehendak Tuhan berarti dia memisahkan diri dari Tuhan dan sesama.
  Selama suatu  kesalahan berat belum diampuni, ia tidak dapat ikut serta dalam ibadat secara sempurna. Dia ibarat sebuah ranting yang mati dari sebuah pohon yang hidup. Olehnya agar dia bisa diterima kembali menjadi anggota umat Allah yang hidup , dia harus bertobat dan menghadap wakil umat  dalam hal ini pastor untuk mendapatkan pengampunan dalam dan melalui sakramen tobat.
  Sakramen Pengakuan Dosa (atau Rekonsiliasi) lebih dari hanya sekedar pengampunan dosa. Jika kita sungguh-sungguh menyesal atas dosa kita, maka kita dituntut untuk berubah dan tidak berbuat dosa lagi. Semua hal yang menyakiti atau merugikan orang lain adalah dosa. Banyak orang yang tidak peduli akan kebutuhan sesama, jadi mereka terus-menerus berbuat dosa.
  Sakramen Pengakuan Dosa mengajak kita untuk meneliti diri kita dan melihat bagaimana perbuatan-perbuatan kita mempengaruhi orang lain.
  Imam bertindak sebagai penasehat yang akan menjelaskan di mana kesalahan kita dan bagaimana kita harus berubah. Ia tidak bertugas untuk menghakimi atau menghukum kita.
  Tugas imam ialah menganalisa masalah dan memberi saran, jalan keluar atas suatu masalah. Seorang imam dapat menjelaskan banyak hal kepada kita dan bahkan mengatakan kepada kita jika kita memang tidak bersalah.
  Penitensi (= denda dosa) adalah suatu langkah awal kecil untuk berubah. Kita tidak harus berubah saat itu juga, tetapi kita perlu berubah. Sakramen Pengakuan Dosa memberi kekuatan kepada kita untuk melakukan perubahan itu. Tobat sejati menuntut agar kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan itu diperbaiki.
  SAKRAMEN EKARISTI
  Pada malam mnjelang sesngsaraNya, Yesus mengajak para muridNya untuk merayakan hari kemerdekaan bangsanNya yaitu PASKAH yang berarti Tuhan Lewat sesuai adat istiadat orang Yahudi.
  Dalam perayaan paskah bangsa Yahudi memperingati peristiwa pembebasannya dari tanah Mesir dalam sebuah perjamuan kekeluargaan.
  Dalam perjamuan itu Yesus mengambil roti makanan sehari-hari bangsa Yahudi,memecahkan dan membagi-bagikan roti itu seraya berkata “makanlah roti ini, karena inilah TuhbuhKu yang dikorbankan bagimu.
  Tubuh adalah tanda  kehadiran Yesus yang tersalib yang dikorbankan bagi kita.
  Kemudian Yesus mengambil cawan/piala berisi air anggur sambil berkata “minumlah semua dari cawan ini , karena inilah darahKu, darah perjanjian baru dan kekal yang diadakan dengan kalian dan dengan semua manusia demi pengampunan dosa.
  Darah menjadi tanda hidup , maka Yesus memberikan darahNya itu berarti ia memberikan diriNya seutuhnya untuk kita.
  Kata-kata Yesus ini mengungkapkan wafatNya.Injil Matius dan Markus menambahkan darahNya ditumpahkan itu berarti Ia dipersembahkan sebagai korban persembahan.
  Jadi roti dan anggur mau menyatakan bagaimana Yesus mati-menumpahkan darah.
  Kemudian disebut juga mangapa Ia harus mati…yaitu demi pengampunan dosa-dosa.
  Yesus kemudian berkata “kenangkanlah Aku dengan merayakan perjamuan ini.Baca Luk 22:14-23; Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25.
  Sejak zaman para rasul umat kristen suka berkumpul untuk bersyukur kepada Allah Bapa yang membangkitkan Yesus dari alam maut dan menjadikannya Tuhan dan penyelamat.
  Berkumpul disekitar meja Altar untuk menyambut Kristus dalam sabda dan perjamuanNya merupakan kehadiran Gereja yang paling nyata dan penuh, disinilah ungkapan yang paling konkret dari persatuan umat dan Tuhan serta persatuan anggota-anggotannya.
  SAKRAMEN PERMINYAKAN ORANG SAKIT
  Jika seorang umat Kristus sakit keras keprihatinan Tuhan diungkapkan kepadanya  dengan menerimakan sakramen perminyakan orang sakit kepadanya.
  Maksud penerimaan sakramen perminyakan orang sakit adalah :
  Kristus akan menguatkan  si sakit dengan Roh KudusNya yang ditandai dengan minyak suci dengan itu si sakit dibuatnya siap dan tabah untuk menerima apa saja dari tangan Allah yang mencintai kita.
  Akibat penerimaan sakramen perminyakan suci  adalah bila Tuhan menghendaki kesembuhan maka orang tersebut akan disembuhkan dari segala macam penyakitnya, tetapi Tuhan menghendaki orang tersebut dipersiapkan untuk menghadap Takhta IlahiNya maka orang tersebut sungguh siap dan biasanya dalam kasus seperti ini jika memungkinkan orang tersebut sambut Tubuh Kristus terakhir sebagai bekal dalam perjalanan menuju Rumah Bapa atau biasa disebut VIATICUM.
  Dengan menderita seperti Kristus yang menderita kita disadarkan bahwa kita menjadi lebih serupa dengan Kristus sendiri.
  SAKRAMEN PERNIKAHAN
  Membangun kehidupan berkeluarga merupakan suatu kejadian yang sangat penting dalam hidup manusia.
  Karena keluarga itu begitu  penting  bagi Tuhan maka  Tuhan pun  memberikan perhatian kepadanya.
  Bahkan Tuhan sendiri hadir dalam cinta suami istri
  Oleh karena itu cinta suami istri menjadi tanda cinta Kristus kepada GerejaNya.
  Kristus menguduskan cinta insani suami istri menjadi alat dan sarana keselamatan abadi.
  Umat Kristus merestui dan menyertai pengantin dalam keputusan mereka untuk sehidup semati.
  Dan di hadapan umat Kristus pengantin saling berjanji untuk saling setia dalam cinta baik dalam untung dan malang sampai maut menjemput mereka.
  Manusia sering tidak setia dalam relasi cinta mereka, maka Tuhan hadir untuk menjadi jaminan kesetian mereka “apa yang telah dipersatukan  Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia.”
  Sakramen perkawinan berlangsung selama hidup dan mengandung panggilan luhur untuk membina keluarga sebagai tanda kasih Allah bagi setiap insan.
  Kristus mendampingi suami istri untuk membina cinta mereka agar semakin dalam dan untuk mendidik anak menjadi warga Gereja dan warga masyarakat yang berguna dan untuk membangun keluarga Katolik yang baik pula.
  Suami istri yang hidup dalam perkawinan Katolik dipanggil untuk memberi kesaksian kepada dunia tentang cinta Allah kepada umat manusia.
  Hidup cinta suami istri menjadi tanda cinta Allah kepada mansuia. Garam dan terang bagi dunia.
   


Komentar

Postingan Populer